Abstrak
ABSTRAK Menonton film merupakan kegiatan yang banyak dilakukan seseorang untuk menghilangkan kepenatan setelah melakukan kegiatan harian yang cukup melelahkan. Dahulu menonton film hanya bisa dilakukan dengan pergi ke bioskop dengan jam tayang yang telah ditentukan, namun seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, kini menonton film bisa dilakukan kapanpun dan di manapun menggunakan video on demand. Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pra-penelitian yang menunjukkan adanya suatu fenomena pergeseran perilaku konsumen yang awalnya menonton di bioskop kemudian beralih menggunakan layanan on-demand. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi fenomena yang ada, serta menganalisa alasan yang melatar belakangi pecinta film dalam menonton menggunakan video on demand. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan mencari sumber data melalui in-depht interview yang dilakukan terhadap 5 orang informan, pengumpulan dokumen, serta triangulasi sumber data yang dilakukan oleh peneliti. Hasil data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode open coding, axial coding dan selective coding dengan memperhatikan aspek trustworthiness. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang menjadi alasan seseorang dalam menonton menggunakan video on demand yaitu; hobi, flexibility, motif emosional, motif patronase, motif rasional, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan re-run. Kata kunci: hobi, flexibility, motif emosional, motif patronase, motif rasional, motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, re-run.Referensi
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. (2015, september). Definisi Hobi Menurut Beberapa Ahli. http://meliaagustina16.blogspot.com/2015/hobi.html?m=1 (diakses 3 Mei 2020)
Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Asnawi. (2012). Teori Motivasi. Jakarta: Studia Press.
Bintang,R.(2019,February28).Brainly.https://brainly.co.id/tugas/21893665 (diakes 2 April 2020)
Brainly. (2018, September 20). brainly. Retrieved July 27, 2020, from brainly.co.id: brainly.co.id/tugas/17743505
Connelly, L. (2016). Trustworthiness in qualitative research. Medsurg Nursing: Official Journal Of the Academy of Medical-Surgical Nurses , 435-436.
Eka, R. (2017, October 5). Dailysocial. https://dailysocial.id/amp/post/video-on-demand-dan-penerimaannya-oleh-masyarakat-Indonesia (diakses 2 April 2020)
Fachrizal,R.(2020,Mei15).infokomputer.https://ww.google.com/amp/s/infokomputer.grid.id/amp/122152453/jumlah-unduhan-aplikasi-vidio-meningkat-lima-juta-kali-pada-april-2020 (diakses 8 Juni 2020)
Fitri,A.(2020,Januar16).Kontan.https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.od/news/bisnis-video-on-demand-vod-di-indonesia-sangat-potensial (diakses 8 Juni 2020)
Gioia, Corley, & Hamilton. (2012). The Research Metods Division Of The Academy Of Management. Seeking Qualitative Rigor In Inductive Research , 16.
ID, T. i. (2016, December 29). Techinasia. https://id.techinasia.com/layanan-streaming-vudeo-on-demand-indonesia-2016 (diakses 4 Mei 2020)
Irham, F. (2011). Manajemen Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Jagad. (2019). hobi adalah : pengertian dan contoh. hobi , 1.
Kamuslengkap.com. (2020). Kamuslengkap.com. Kamuslengkap.com: https://kamuslengkap.com/kamus/perfilman/arti-kata/re-run#:~:text=Arti%20kata%20%22Re%2DRun%22%20%2D%20Istilah%20Perfilman&text=Memutar%20ulang%20suatu%20film%20atau%20acara%20televisi.&text=Biasanya%20merujuk%20pada%20jumlah%20spesifik,berbagai%20adegan% (diakses 9 Agustus 2020)
Kotler, & Amstrong. (2016). Principle of Marketing. Harlow: Pearson Education.
Kotler, & Keller. (2018). manajemen pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Liemena.(2016). galena. https://www.google.com/amp/s/www.galena.co.id/q/apa-guna-nya-nonton-film-apakah-cuma-buang-buang-waktu.amp (diakses 2 April 2020)
Nurhariyadi. (2015). Ruang Hobi Ideal. http://temuilmiah.iplbi.or.id/ruang-hobi-ideal/ (diakses 3 Mei 2020).
Ofiskita.(2019,September30).Ofiskita.https://ofiskita.com/articles/detail/menjamurnya-layanan-streaming-di-asia-tenggara
Olson, P., & Paul. (2013). Consumer Behavior and Marketing Strategy. Jakarta: salemba empat.
Prasetya, A. (2017). Hobi sebagai Presentasi Gaya Hidup. Hobi, Seni , 13.
Schiffman, & Kanuk. (2008). Consumer Behavior. Upper Saddle River: Pearson Education.
Setiadi. (2013). Perilaku konsumen. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Setyowati, D. (2018, October 8). kaatdata. katadata.co.id: https://katadata.co.id/amp/telaah/2018/10/08/ceruk-baru-bisnis-film-di-lapak-online-dan-operator-telekomunikasi (diakses 8 Juni 2020)
Shah, & Corley. (2006). Building Better Theory by Bridging the Qualitative, Qualitative Devide. Journal of Management Studies , 1821 - 1835.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Takwin, B. (2008). Resistensi Gaya Hidup ; Teori dan Realitas. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.
Utami, C. W. (2012). Manajemen Ritel : strategi dan implementasi bisnis modern di indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Widiana, W. (2017, Agustus 4). bobo.id. https://ww.google.com/amp/bobo.gird.id/amp/08676918/sejarah-bioskop-di-indonesia (diakses 4 April 2020).
Yanda, F. (2017, November 29). Tribunnews. http:/www.tribunnews.com/techno/2017/11/29/menelisik-layanan-subscribtion-vidio-on-demand-yang-makin-digemari-masyarakat-indonesia (diakses 4 April 2020).
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:
- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka)